Selasa, 05 Juli 2022

CARA MENGHITUNG HARI SELAMATAN ORANG YANG MENINGGAL

السلام عليكم

CARA MENGHITUNG HARI SELAMATAN ORANG YANG MENINGGAL

1. Geblag

Geblag adalah acara selamatan yang dilakukan setelah prosesi pemakaman. Geblag juga kerap disebut dengan istilah Ngesur/Nyaur Tanah. Cara menentukannya dengan rumus jisarji dan harus dilaksanakan saat itu juga.

2. Nelung Dina

Nelung dina adalah selamatan setelah tiga hari kematian. Cara menghitung hari dan pasarannya menggunakan rumus lusarlu, yaitu hari ketiga dan pasaran ketiga. Tujuannya untuk menyempurnakan nafsu dalam jasad manusia yang berasal dari bumi, api, air, dan angin.

3. Mitung Dina

Mitung dina adalah selamatan setelah tujuh hari kematian. Cara menghitung hari dan pasarannya menggunakan rumus tusaro, yaitu hari ketujuh dan pasaran kedua. Tujuannya untuk menyempurnakan kulit dan rambutnya.

4. Matangpuluh Dina

Matangpuluh dina adalah selamatan setelah 40 hari kematian. Cara menghitung hari dan pasarannya menggunakan rumus masarma, yaitu hari kelima dan pasaran kelima. Tujuannya untuk menyempurnakan anggota tubuh yang merupakan titipan dari kedua orang tua seperti darah, daging, sumsum, tulang, dan otot.

5. Nyatus Dina

Nyatus dina adalah selamatan setelah 100 hari kematian. Cara menghitung hari dan pasarannya menggunakan rumus perhitungan rosarma, yaitu hari kedua dan pasaran kelima. Tujuannya untuk menyempurnakan badan atau jasadnya.

6. Medhak Sepisan

Medhak sepisan adalah selamatan setelah satu tahun kematian. Cara menghitung hari dan pasarannya menggunakan rumus patsarpat, yaitu hari keempat dan pasaran keempat. Tujuannya adalah peringatan telah sempurnanya kulit daging dan semua isi perut.

7. Medhak Pindho

Mendhak pindho adalah selamatan setelah dua hari kematian. Cara menghitung hari dan pasarannya menggunakan rumus rosarpat, yaitu hari kesatu dan pasaran ketiga. Tujuannya adalah peringatan telah sempurnanya semua anggota badan selain tulang.

8. Nyewu

Nyewu adalah selamatan setelah seribu hari kematian. Cara menghitung hari dan pasarannya menggunakan rumus nemsarma, yaitu hari keenam dan pasaran kelima.

Tujuannya adalah selamatan kesempurnaan jasad manusia, termasuk bau dan rasanya. Sehingga, jasad tersebut dinyatakan telah menyatu dengan tanah yang merupakan asal muasal manusia hidup.

Cara menghitung selamatan orang meninggal

Menghitung 3harinya

Contoh: misal matinya Sabtu Pahing di hitung 1-2 jadi Minggu Pon malem Senin itu tahlilnya

2. Menghitung 7 harinya

Contoh : misal matinya hari Sabtu Pahing, di hitung 6 hari berarti Kamis Pahing malam Jum,at pas 7 harinya.

3. Menghitung 40 harinya

Contoh: di hitung 1 bulan penuh di tambah 3 hari, misal matinya hari Sabtu Pahing dihitung sampai Sabtu Pahing lagi trus di tambah 3 hari yaitu Minggu, Senin, Selasa Kliwon malam Rabu itu pas 40 harinya.

4. Menghitung 100 harinya

Contoh: di hitung dari bulan matinya sampai 3 bulan di tambah 10 hari lebih tepatnya 4 bulan di hitung mulai hari 1 di bulan ke 4 sampai 10 hari dan di cocokkan dengan hari dan pasaran.

Misal matinya hari Sabtu Pahing dihitung Sabtu - Minggu pasaran Pahing, Pon, Wage, Kliwon dan Legi.

5. Menghitung 1 tahunnya

Contoh: misal matinya di bulan Sura dihitung sampai 1 tahun tepat bulan Sura lagi. Lalu di cocokkan dengan hari matinya, misal hari matinya Sabtu Pahing dihitung 4 hari 4 pasaran, ketemu hari Senin Wage malam Selasa Kliwon pas 1 tahun matinya.

6. Menghitung 1000 harinya

Contoh: dihitung 35 bulan dimulai dari bulan matinya, misal matinya di bulan Sura sampai 35 bulan, lalu di cocokkan hari matinya, misal matinya hari Sabtu Pahing dihitung 6 hari 5 pasaran, ketemu hari Rabu Legi malam Kamis pas 1000 harinya.

Tapi kalau matinya di tanggal 1, 2, 3 di bulan Jawa yang memiliki 30 hari hitungannya beda lagi yaitu dihitung 34 bulan, misal matinya bulan Sura tanggal 1, 2, 3, dihitung 34 bulan, lalu di cocokkan dengan hari matinya seperti yang di atas ketemunya

والسلام عليكم

Senin, 04 Juli 2022

Lengkap Hitungan Jawa Orang Meninggal : 40 Hari, 100 Hari, 1 Tahun, 2 Tahun, dan 1000 Hari

السلام عليكم

Lengkap Hitungan Jawa Orang Meninggal : 40 Hari, 100 Hari, 1 Tahun, 2 Tahun, dan 1000 Hari

Dalam budaya dan adat Jawa, terdapat sebuah kebiasaan bagi sebuah keluarga untuk memperingati hari kematian salah seorang dalam keluarganya yang telah meninggal.

Peringatan tersebut biasanya diselenggarakan dalam hitungan 1-7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun, dan 1000 hari. Peringatan ini dilakukan dengan menggelar kenduri atau selamatan untuk mendoakan arwah orang yang sudah meninggal secara bersama-sama.

Nah, terkadang karena untuk menghitung jatuhnya hari peringatan tersebut seseorang akan mengalami kesulitan -lebih-lebih bila dilakukan secara manual- maka, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan cara hitungan Jawa yang mudah dalam menentukan jatuhnya hari peringatan bagi orang yang sudah meninggal. Bagi Anda yang membutuhkan silakan simak pembahasan berikut ini secara runut agar Anda bisa melakukan perhitungan sendiri nantinya.

Hitungan Jawa Orang Meninggal

Sebelum membahas bagaimana hitungan Jawa untuk menentukan jatuhnya hari peringatan meninggalnya seseorang, terlebih dahulu harus diketahui bahwa perubahan hari pada sistem kalender Jawa berbeda dengan perubahan hari pada sistem kalender Masehi.

Jika pada kalender masehi, hari berganti saat tengah malam (pukul 00.00 malam), maka pada kalender Jawa, pergantian hari terjadi pada saat memasuki waktu Maghrib (sekitar pukul 18.00). Dengan aturan perubahan hari tersebut, maka jika seseorang meninggal pada waktu Ashar (misalnya pukul 16.45) hari Minggu Pahing, maka secara aturan Jawa ia meninggal pada hari Minggu Pahing. Sedangkan jika seseorang meninggal pada waktu Isya (misalnya pukul 19.45) hari Minggu Pahing, maka secara aturan Jawa sejatinya ia meninggal pada hari Senin Pon. Nah, setelah mengetahui aturan tersebut, sekarang mari kita mulai mempraktekan bagaimana cara melakukan hitungan Jawa untuk orang meninggal.

1. Hitungan Jawa dengan Tabel

Cara pertama ini adalah cara yang sederhana, yakni dengan menggunakan tabel. Bisa dibilang ini adalah cara yang harus dipadukan dengan hitungan manual. Setelah Anda melakukan hitungan kasar tentang perkiraan bulan peringatan, maka langkah berikutnya Anda harus mencari hari dan pasaran yang sesuai dengan pedoman tabel berikut ini.

Sebagai contoh: Ada seseorang yang meninggal pada tanggal 16 Mei 2018 Pukul 15.00, dimana hari tersebut wetonnya adalah Rabu Legi. Maka, untuk mengetahui kapan seharusnya peringatan 40 hari dilakukan kita perlu mencocokan hari dan pasaran wafatnya orang tersebut dengan tabel di atas.

Dari penggunaan tabel di atas, kita ketahui bahwa peringatan 40 hari seharusnya jatuh pada weton Senin Legi. Namun, untuk mengetahui tanggal pastinya diperlukan perhitungan manual, yaitu dengan memperkirakan bulan peringatan. Dalam contoh kasus, karena bulan meninggalnya adalah bulan Mei, maka 40 harinya pasti dilaksanakan pada bulan berikutnya agar genap 40 hari, yaitu bulan Juni.

Adapun di bulan Juni, kita bisa mencari tanggal yang memiliki weton sesuai dengan penggunaan tabel, dalam hal ini adalah weton Senin Legi. Dan weton tersebut dimiliki oleh tanggal 25 Juni 2018. Bisa dipahami? Jika belum silakan ulangi hitungannya dan berlatihlah dengan hitungan 100 hari, pendak pisan, pendak pindo, atau peringatan 1000 hari

والسلام عليكم

Jumat, 24 Juni 2022

Perhitungan Pernikahan Adat Jawa

السلام عليكم

contoh

kelahiran laki-laki kamis legi =(8+5)=13

kelahiran perempuan senin legi=(4+5)=9

kemudian jumlahkan hasil hitung laki-laki dan hasil hitung perempuan = (13+9)=22 disebut tibo padu

hasil keduanya dan artinnya

1=Pegat

2=Ratu

3=Jodoh

4=Topo

5=Tinari

6=Padu

7=Sujanan

8=Pesthi

9=pegat

10=Ratu

11=Jodoh

12=Topo

13=Tinari

14=Padu

15=Sujanan

16=Pesthi

17=Pegat

18=Ratu

19=Jodoh

20=Topo

21=Tinari

22=Padu

23=Sujanan

24=Pesthi

25=Pegat

26=Ratu

27=Jodoh

28=Topo

29=Tinari

30=Padu

31=Sujanan

32=Pesthi

33=Pegat

34=Ratu

35=Jodoh

36=Topo

Artinya

1 Pegat

yen tibo pegat bakal nemu masalah mbuh kui songko segi ekonomi,kekuasaan,selingkuh seng akhire iso pegatan

2 Ratu

yen tibo ratu iku jodoh baget ,di ajeni karo tonggo teparo lan wong liyo ,akehwong iri karo keharmonisane

3 jodoh

yen tibo jodoh cocok siji karo sijine iso podo nrimo keluwihane lan kekuragane ,omah -omah lancar teko tuwo

4 Topo

yen tibo topo iki awal-awale susah nanging tembe mburi penak.Awal-awale kerep kenek masalah mboh kui songko segi ekonomi utowo liyone ,nanging yen wis duwe anak lan wes suwe anggone umah-umah bakal mulyo uripe

5 Tinari

yen tibo tinari iki bakal nemu seneng penak anggone golek rejeki lan ora sampek urep kekurangan penake tembung nemu bejo anggone umah-omah

6 padu

yen tibo padu iki bakal sering tukaran nanging sejono saben ndino tukaran tapi ora sampek pegatan.mulo anggone omah-omah saben ndino tukaran embuh kui masalah opo wae

7 Sujanan

yen tibo sujanan iki kerep tukaran lan akeh-akehe masalah selingkuh embuh kui sing lanang po sing wadon opo malah loro-lorone podo la nduwe selingkuhan

8 Pesthi

yen tibo pesthi iki omah-omah bakal rukun tentrem adem ayem sampek tuo senajan eneng masalah opo ae ora bakal ngrusak keharmonisane.

والله اعلم

والسلام عليكم

Minggu, 19 Juni 2022

HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB QOBUL

السلام عليكم

HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN

(baik buruknya bulan untuk mantu):

1. Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)

2. Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)

3. Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)

4. Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)

5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)

6. Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak

7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat

8. Bulan Jw. Ruwah : selamat

9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)

10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)

11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)

12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamat

BULAN TANPA ANGGARA KASIH

Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.

Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.

Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:

1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar

2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir

3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb

4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar

5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa

6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan

7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal

8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah

SAAT TATAL

Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.

Kerentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :

1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 09.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi

2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.

3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki

4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.

5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.

HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN

Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:

1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi

2jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit

3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat

4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur

5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan

6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara

Selasa, 14 Juni 2022

Hari Baik Pindah Rumah Menurut Weton Jawa

Hari Baik Pindah Rumah Menurut Weton Jawa Untuk dapat menentukan hari baik pindah rumah yang sesuai dengan panutan weton Jawa, kamu perlu mengetahui neptu tanggal lahirmu terlebih dahulu. Jika kamu pindah dengan pasangan atau keluarga, maka jangan lupa untuk menghitung neptu setiap orang yang ikut pindah juga. Nama Hari Neptu Nama Pasaran Neptu Senin 4 Pahing 9 Selasa 3 Pon 7 Rabu 7 Wage 4 Kamis 8 Kliwon 8 Jumat 6 Legi 5 Sabtu 9 Minggu 5 Cara menghitung weton Jawa untuk mendapatkan neptu adalah menjumlah angka pada hari dan nama pasarannya. Contoh jika kamu lahir di hari Senin Kliwon, maka 4+8=12, berarti neptumu adalah 12. Setelah itu, tentukan rencana hari pindah rumah, misalnya Sabtu Legi, berarti penjumlahannya adalah: 1. Neptu kelahiran: 12 2. Neptu hari pindah rumah: 9+5 = 14 3. Total neptu: 12+14 = 26 Angka 26 ini kemudian harus dibagi lagi dengan 4 untuk melihat kelebihannya. Jika total neptu bisa habis dibagi, berarti sisanya tetap dihitung empat. Hasil pembagian tersebut yang nantinya akan menentukan hari baik pindah rumah sesuai weton Jawa Guru, Ratu, Rogoh, dan Sempoyong seperti yang artinya bisa kamu simak di tabel berikut! Kelebihan Jatuh Pada Artinya 1 Guru Lancar rejeki, dihormati, selamat, sejahtera, 2 Ratu Banyak rejeki, jauh dari gara-gara, berwibawa, ditakuti, disegani 3 Rogoh Mudah untuk dimasuki pencuri, kurang harmonis dan tidak bahagia 4 Sempoyong Tidak betah di rumah, banyak kesusahan dan sering bertengkar. 26 jika dibagi 4 akan menyisakan dua angka, berarti kelebihannya jatuh di weton Jawa Ratu. Sesuai dengan tabel di atas, berarti rumah kamu akan menerima banyak rezeki dan dijauhkan dari hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Hari Baik Pindah Rumah Menurut Islam Di dalam ajaran Islam juga diatur tentang proses perpindahan rumah yang wajib diikuti seperti yang dilansir dari Uzma Media. Hari baik pindah rumah menurut Islam disesuaikan dengan posisi hunian baru tersebut berdasarkan arah mata angin. Apabila rumah baru berada di arah Timur, pindahlah di bulan Rajab, Syakban, atau Ramadan. Sementara untuk hunian yang berlokasi di Barat, Muharram, Safar, atau Rabiul Awal adalah waktu terbaik untuk hijrah. Jika tujuan istana barumu nanti bertempat di sisi Utara, hari baik pindah rumah menurut Islam jatuh pada bulan Jumadil Awal, Jumadil Akhir, atau Rabiul Akhir. Lalu untuk hari baik pindah rumah menurut Islam kalau posisinya ada di Selatan berarti dilakukan di bulan Syawal, Zulhijah, atau Zulkaidah.

Minggu, 12 Juni 2022

Menentukan Hari Baik Memulai Membuat Rumah, Berdasarkan Primbon BetalJemur ( primbon jawa )

Menentukan Hari Hari Memulai Membuat Rumah, Berdasarkan Primbon BetalJemur Bagi orang jawa segala sesuatu yang berhubungan dengan kebaikan pasti dicarikan hari baiknya . Termasuk juga mendirikan rumah atau membuat rumah . Selain mengadakan selamatan sebagai tolak bala hari memulai pekerjaan juga menentukan . Saat ini buku primbon rujukan yang dipergunakan untuk mencari hari baik itu adalah ” Betal Jemur Adam Makna” . Bagi yang sudah mempunyai buku tersebut biasanya menghitung sendiri . Namun kebanyakan orang jawa datang ke tempat orang pintar untuk mohon petunjuk mengenai hari baik tersebut. Dalam Buku Kitab Primbon BetalJemur Adammakna bab yang membahas hari baik untuk memulai pekerjaan membuat rumah atau memindah rumah ada pada halaman 136 (berbahasa jawa) dan halamn 140 ( bahasa Indonesia) . Dengan sub bab Miwiti ngadani gawe omah lan ngelih omah. Dalam bab tersebut disebutkan hari baik untuk memulai membuat rumah atau memindahkan rumah dilihat dari hari dan pasaran . Masing-masing kemudian dijumlahkan dan akhirnya dibagi 4 dan hasilnya akan bersisa berapa ? jika Guru (sisa 1) , ratu (sisa 2) , Rogoh (sisa 3) dan Sempoyong(sisa 4). Empat Kriteria tersebut sebagai patokan baik atau kurangnya hari untuk memulai pekerjaan. Kriteria Guru maka rumah tersebut sebagai tumpuan bertanya , mempunyai wibawa, mudah sandang pangannya , jauh dari bencana dan banyak kemujurannya. Sedangkan jika jatuh pada hitungan Ratu maka rumah tersebut akan ditakuti banyak orang , jauh dari bencana dan banyak rejekinya . Lalu jika jatuh perhitungan Rogoh maka rumah tersebut sering mengalami kecurian . Dan jika jatuh pada hitungan Sempoyong maka penghuni rumah tersebut akan mengalami sakit atau kesusahan. Untuk perhitungan ini neptu hari adalah sebagai berikut : Ahad = 6 , Senin =4, Selasa = 3, Rebo =6, Kamis =5 , Jum’at = 7 , Sabtu . Sedangkan untuk neptu pasaran atau pekan adalah Kliwon=8 , Legi = 5 , Paing = 9 , Pon = 7 dan Wage = 4 . Perhitungan neptu hari diatas tidak sama dengan yang biasanya , sedangkan neptu pasaran sama dengan umumnya. Contoh jika anda memulai membuat rumah pada hari dan pasaran Senin Pahing maka perhitungannya Senin = 4 dan Pahing = 9 jika dijumlah ketemu 13 . Kemudian di hitungkan dengan 4 kriteria tersebut dengan membagi 4 maka hitungan tersebut sisa 1 . Sehingga perhitungan tersebut jatuh pada Guru. Jika anda mulai mengerjakan rumah pada hari Ahad Kliwon maka perhitungannya sebagai berikut Ahad = 6 dan Kliwon = 8 kemudian dijumlahkan menjadi 14 . Hasil 14 tersebut kemudian di bagi 4 bersisa 2 jatuh pada hitungan Ratu begitu seterusnya. Lalu mana yang baik dari hitungan itu ? dari 4 kriteria tersebut yang baik adalah jika bersisa 1 atau 2 karena jatuh pada kriteria Guru dan Ratu. Oleh karena itu sebaiknya jika anda ingin memulai membuat rumah maka perhitungannya hari dan neptunya sebisanya jika dibagi 4 akan lebih 1 atau 2 . Untuk hari dan neptunya bisa anda pilih sendiri menurut kesiapan dan juga waktu yang tersedia. Itulah sekelumit tulisan mengenai hari baik untuk membuat dan memindah rumah , dalam buku Betaljemur Adammakna masih banyak solusi mengenai berbagai hal dalam kehidupan yang didasarkan oleh perhitungan orang jaman dahulu dan masih menjadi rujukan orang saat ini . Utamanya orang jawa masih menjunjung luhur nilai-nilai budaya jawa , sehingga jika melakukan kegiatan apapun pasti akan merujuk pada perhitungan hari baik

Sabtu, 11 Juni 2022

Tanda-Tanda Ada Gerhana

puniko duduk masalah kang mertelaaken grahono serngenge utowo rembulan. Lamun ono grahono wulan Muharam alamat akeh lelara. Lan larang pangan, beras pari murah lan ono ratu ati ing ndalem iku tahun, sedekahe sego punar serto lawuhe dadaran endok. Lamun kuwoso sedekaho bubur kuning. Lamun ana grahono ing wula shofar alamat larang udan, segoro asat, angin gedhe mburi akeh udan luwih gede sedekahe sego liwet lawuhe endhok papat dunggua rosul. Lamun ana grahono wulan robi’ul awwal alamat wong agung kangelan wong cilik pada suka, sedekahe serabi werngua telu akehe telu likur kang ngepung wong nenem, dunggua rasul serto moco istigfar kaping sepuluh lan dunggua selamet. Lamun ana grahono wulan rabi’ul final alamat wong agung podo susah lan wong cilik pada lara akeh, maka sedekahe werno-werno koyo gedang lan sego aking kang ngepung aja nampik bocah nuli podo muni dewe-dewe mengkene sebute: murah pangan murah sandang. Kaping rong puluh nuli den dunggua selamet. Lamun grahono jumadil pertama rahino alamat murah sembarang-barang tur rejo, menuso podo-podo lan peryayi, tiruannu ugo ratu sak balgua. Sedekahe sego tumpeng lan sego gureh dunggua rasul. Lamun grahono wulan jumadil final alamat akeh udan lan akeh kebo sapi podo mati, sedekahe sak kuwasgua. Lamun grahono wulan rejeb alamat akeh wong perang podo kancgua. Lan ora mufakat kelawan ratune tapi beras pari murah lan akeh wong podo suka oleh rahmat sangking allah ta’ala, sedekahe barang kelabuan koyo uwi lan gembili lan sepadgua serto kembang burih, dunggua tulak lan selamet. Lamun grahono wulan sya’ban alamat akeh pasihan kelawan balgua lan murah pangan lan mufakat salawgua, sedekahe lengalan kembang bureh dunggua selamet. Lamun grahono wulan romadon alamat podo rukun lan akeh lelara lan akeh udan kelep, sedekahe keleman lan undang-undange yen ono wong liwat bahujuni hurmat njeng rasululloh dunggua selamet. Lamun grahono wulan sypertama sedekahe jajan pasar, dunggua selamet. Lamun grahono wulan zulqo’dah alamat akeh fitnah lan gedhi cilik podo kerusakan kerono podo musuhan. Lamun grahono wulan zulhijjah alamat oleh rahayu utawi sedekahe sego kebuli dunggua rasul. Jika diterjemahkan secara bebas, kutipan di atas sanggup dimakanai sebagai diberikut: Ini yaitu duduk masalah (bab) yang pertanda ihwal gerhana matahari dan bulan. Ketika ada gerhana pada bulan Muharam tanda banyak penyakit. Harga pangan mahal, tetapi beras dan padi murah. Ada ratu (pemimpin) mati pada bulan ini. Sedekahnya nasi punar dengan lauk telur dadar. Jika bisa sedekahlah bubur kuning. Jika ada gerhana pada bulan shofar tandanya akan susah hujan, bahari menyusut, angin kencang. Banyak hujan lebih lebat. Sedekahnya nasi liwet dengan lauk empat telur. Doanya doa rosul. Ketika ada gerhana pada bulan robi’ul awwal tanda orang besar kesusahan dan orang kecil bersuka cita. Sedekahnya serabi tiga warna sebanyak 23 biji yang dibentuk oleh orag enam. Doanya yaitu doa rosul dan membaca istigfar sepuluh kali, dan doa selamat. Ketika ada gerhana pada bulan rabi’ul final tanda orang besar banyak yang susah dan orang kecil banyak yang sakit. Maka, sedekahnya yaitu warna-warni menyerupai pisan dan nasi aking. yang membuat tidakboleh mengusir anak kecil kemudian menyampaikan bersama-sama: Murah Pangan Murah Sandang. Sebanyak 20 kali kemudian didoakan selamat. Ketika gerhana pada bulan jumadil pertama siang tanda tiruana menjadi murah dan makmur. Derajat insan sama tiruana dengan priyayi. Begitu juga dengan ratu (pemimpin) dan pasukannya. Sedekahnya nasi tumpeng dan nasi kuning. Doanya rosul. Ketika gerhana pada bulan jumadil final tanda banyak hujan dan banyak binatang ternak (kebo-sapi) yang mati. Sedekahnya semampunya. Ketika gerhana pada bulan rajab, tanda banyak orang perang saudara. Tidak setuju dengan pemimpin, tetapi beras dan padi murah, serta banyak orang menerima kesenangan dari Allah. Sedakahnya barang keleman (tanaman yang berbuah dalam tanah) menyerupai uwi (kesemek) dan gembili dan sejenisnya, serta kembang burih. Doanya tolak (balak) dan selamat. Ketika gerhana pada bulan sya’ban tanda banyak pasihan dengan pasukannya dan murah pangan dan mufakat (tidak berseteru). Sedekahnya lengalan kembang bureh doanya selamat. Ketika gerhana pada bulan ramadan tanda tiruananya rukun, banyak penyakit, dan hujan deras. Sedekahnya keleman dan aturannya kalau ada orang lewat harus dihormati menyerupai Rasulullah. Doanya selamat. Ketika gerhana pada bulan sypertama sedekahnya jajanan pasar. Doanya selamat. Ketika ada gerhana pada bulan zulqo’dah tanda banyak fitnah. Orang besar dan orang kecil sama-sama rusak alasannya yaitu saling bermusuhan. Ketika ada gerhana pada bulan zulhijjah tanda menerima kebaikan, sedekahnya nasi kebuli doa rosul. Penjelasan: Yang dimaksud doa selamet, doa rasul, dan doa tolak adalah jenis-jenis doa yang ada di dalam kitab mujarabat. Dari kutipan di atas sanggup diketahui bahwa pedoman orang jawa selalu mengingatkan untuk berbuat baik. Selalu mengingatkan untuk berbuat baik dengan berinfak dan menghormati sesama. Selain itu, masyarakat (orang) Jawa melalui kepercayaannya menyerupai di atas juga sudah mengamati kejadian alam yang disebut dengan gerhana matahari

Sabtu, 05 Maret 2022

PERBEDAAN ANTARA TAHLILAN DENGAN MA'TAM DAN NIYAAHAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته TAHLILAN ======== TAHLILAN adalah nama dari suatu kegiatan yg berisi bacaan ayat ayat Al-Qur'an, bacaan Dzikir LAA ILAAHA ILLALLOH, bacaan Istighfar, bacaan Tasbih, bacaan Sholawat dan doa yg dilakukan baik secara berjama'ah ataupun sendiri sendiri, baik ketika ada seorang muslim yg meninggal dunia ataupun tidak . Yg dibaca ketika TAHLILAN di antaranya: 1. Membaca Surat Al-Fatihah 2. Membaca Surat Yasin. 3. Membaca Surat Al-Ikhlash. 4. Membaca Surat Al-Falaq 5. Membaca Surat An-Naas 6. Membaca Surat Al-Baqarah ayat 1 sampai 5 7. Membaca Surat Al-Baqarah ayat 163 8. Membaca Surat Al-Baqarah ayat 255 (Ayat Kursi) 9. Membaca Surat Al-Baqarah ayat 284 sampai akhir Surat. 10. Membaca Istighfar : أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ 11. Membaca Tahlil : لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ 12. Membaca Takbir : اَللهُ أَكْبَرُ 13. Membaca Tasbih : سُبْحَانَ اللهِ 14. Membaca Tahmid : الْحَمْدُ للهِ 15. Membaca shalawat Nabi. 16. Membaca Asma'ul Husna. 17. Membaca do'a. Imam an-Nawawi rahimahullah : فرع : لا كراهة في قراءة الجماعة مجتمعين بل هي مستحبة "Sebuah cabang : tidak dihukumi makruh pada pembacaan Qur’an secara berkumpul (berhimpun) bahkan itu mustahabbah (sunnah)” (Al-Majmu’ syarah al-Muhadzdzab lil-Imam an-Nawawi ) Hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam : لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللهَ، إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ “Tidaklah sebuah qaum (perkumpulan) duduk berdzikir kepada Allah, melainkan mereka dikelilingi oleh malaikat, mereka diliputi oleh rahmat serta turun atas mereka ketetapan hati” Hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam : ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺃﻋﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﺖﺑﻘﺮﺍﺀﺓ ﻭﺫﻛﺮﺍﺳﺘﻮﺟﺐﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻰ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺉ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ)) Barang siapa menolong mayyit dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan dzikir, maka Alloh memastikan surga baginya.” (HR. ad-Darimy dan Nasa’I dari Ibnu Abbas) ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺗﺼﺪﻗﻮﺍﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﻭﻟﻮﺑﺸﺮﺑﺔ ماﺀﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻘﺪﺭﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻓﺒﺄﻳﺔ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮﺍﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺀﺍﻥ ﻓﺎﺩﻋﻮ ﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﻤﻐﻔﺮﺓ ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﺍﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﺪﻛﻢ ﺍﻹﺟﺎﺑﺔ Bersedekahlah kalian untuk diri kalian dan orang-orang yang telah mati dari keluarga kalian walau hanya air seteguk. Jika kalian tak mampu dengan itu, bersedekahlah dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Jika kalian tidak mengerti Al-Qur’an, berdo’alah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan rahmat. Sungguh, ﺗﻌﺎﻟﻰ الله telah berjanji akan mengabulkan do’a kalian.” (Tankihul Qoul hlm:28) NIYAAHAH: ========= Menurut Imam Nawawi adalah : "واعلم أن النياحة : رفع الصوت بالندب، والندب: تعديد النادبة بصوتها محاسن الميت، وقيل: هو البكاء عليه مع تعديد محاسنه. قال أصحابنا: ويحرم رفع الصوت بإفراط في البكاء. وأما البكاء على الميت من غير ندب ولا نياحة فليس بحرام “Ketahuilah, sesungguhnya niyahah adalah menyaringkan suara dengan an-nadb, adapun an-Nadb sendiri adalah mengulang-ngulang meratapi dengan suara (atau menyebut berulang-ulang) tentang kebaikan mayyit. qiil (ulama juga ada yang mengatakan) bahwa niyahah adalah menangisi mayyit disertai menyebut-menyebut kebaikan mayyit”. Ashhab kami (ulama syafi’iyah kami) mengatakan : “haram menyaringkan suara dengan berlebih-lebihan dalam menangis”. Adapun menangisi mayyit tanpa menyebut-menyebut dan tanpa meratapinya maka itu tidak haram” (Al-Adzkar lil-Imam an-Nawawi [147) Imam al-‘Imraniy didalam al-Bayan mengatakan : ويحرم النوح على الميت، وشق الجيوب، ونشر الشعور، وخمش الوجوه “Dan haram meratap atas orang mati, merobek-robek saku baju, menjambak-jambak rambut dan mencoreng-coreng wajah” (Al-Bayaan fiy Madzhab al-Imam asy-Syafi’i lil-Imam al-‘Imraniy) Al-Imam Ar-Rafi’i didalam Fathul ‘Aziz : وكذا النياحة والجزع بضرب الخد وشق الثوب ونشر الشعر كل ذلك حرام “demikian juga niyahah (meratap), mengeluh dengan memukul pipi, menyobek pakaian dan menjambak-jambak (mengacak-acak) rambut, semuaa itu haram”. (Fathul ‘Aziz) Berdasarkan dari qoul para ulama tsb maka dapat kita fahami bahwa secara garis besar arti dari NIYAAHAH adalah MERATAP. Jadi Niyahah beda jauh dengan TAHLILAN dan Tahlilan itu bukan NIYAAHAH. MA'TAM ====== Menurut Ibnu Barri: قال ابن بري: لا يمتنع أن يقع المأتم بمعنى المناحة والحزن والنوح والبكاء لأن النساء لذلك اجتمعن، والحزن هو السبب الجامع “Ibnu Barri mengatakan : tidak bisa dihindari untuk memahami Ma’tam dengan pengertian perempuan-perempuan yang meratap, kesedihan, ratapan dan tangisan, karena semua inilah yang menyebabkan para perempuan berkumpul, dan kesedihan merupakan sebab adanya perkumpulan”. Menurut Syaikhul Islam al-Imam Zakariyya al-Anshariy Asy-Syafi’i المأتم : بالمثناة أي في جماعة النساء في المصائب “Ma’tam adalah sebuah perkumpulan perempuan pada terjadinya mushibah”. (Al-Bayaan fiy Madzhab al-Imam asy-Syafi’i lil-Imam al-‘Imraniy) Berdasarkan dari qoul para ulama tsb maka dapat kita fahami bahwa secara garis besar arti dari MA'TAM adalah suatau perkumpulan yg bertujuan utk melakukan Niyaahah atau Ratapan.. Jadi Ma'tam beda jauh dengan TAHLILAN dan Tahlilan itu bukan Ma'tam. ================ K E S I M P U L A N ------------------------------------ 1. Ma'tam bukanlah Tahlilan, dan Tahlilan itu sendiri bukan Ma'tam. 2. Niyaahah bukanlah Tahlilan, dan Tahlilan itu sendiri bukan Niyaahah. 3. Tahlilan bukan termasuk dari Ma'tam dan NIYAAHAH, Demikian. Semoga ada manfaatnya.. والسلام عليكم

Sabtu, 19 Februari 2022

Muncul Lagi Ustaz Di YouTube Melarang Tahlilan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Muncul Lagi Ustaz Di YouTube Melarang Tahlilan Oleh: KH.Ma'ruf Khozin Dari dulu selalu muncul bergantian ustaz-ustaz yang menyebarkan syubhat larangan Tahlilan, caranya selalu menggunakan pendapat Mazhab Syafi'i karena memang warga NU yang mengamalkan Tahlilan adalah bermazhab Syafi'i. Betul ada pendapat Makruh, boleh jadi haram jika menggunakan harta warisan anak yatim. Tapi sayangnya ustaz-ustaz tersebut tidak banyak penguasaan kitab-kitab Mazhab Syafi'i. Pendapat yang membolehkan tidak pernah disampaikan. Padahal warga NU mengikuti pendapat yang boleh. Karena banyak yang meminta saya membuatkan jawabannya, diantaranya "Dokter Geje" Gus Hisnindarsyah Dokter maka saya tuliskan beberapa poin: 1. Soal Berkumpul Di Rumah Duka Kebanyakan kitab-kitab Syafi'iyah menghukumi Makruh. Kadang dengan istilah Bidah Madzmumah, dengan mencantumkan riwayat Sahabat Jarir bin Abdullah. Tapi jangan lupa ada pula Sahabat yang berkumpul di rumah duka, ternyata oleh Siti Aisyah malah disuguhi makanan: عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا كَانَتْ إِذَا مَاتَ الْمَيِّتُ مِنْ أَهْلِهَا فَاجْتَمَعَ لِذَلِكَ النِّسَاءُ ثمَّ تَفَرَّقْنَ إِلاَّ أَهْلَهَا وَخَاصَّتَهَا أَمَرَتْ بِبُرْمَةٍ مِنْ تَلْبِيْنَةٍ فَطُبِخَتْ ثُمَّ صُنِعَ ثَرِيْدٌ فَصُبَّتِ التَّلْبِيْنَةُ عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَتْ كُلْنَ مِنْهَا فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ التَّلْبِيْنَةُ مَجَمَّةٌ لِفُؤَادِ الْمَرِيْضِ تَذْهَبُ بِبَعْضِ الْحُزْنِ "Diriwayatkan bahwa ketika keluarga Aisyah ada yang wafat maka wanita-wanita berkumpul, kemudian mereka pulang KECUALI KELUARGA dan ORANG-ORANG TERTENTU. Aisyah memerintahkan untuk memasak semacam makanan adonan yang disebut Talbinah. Aisyah berkata: Makanlah! Karena saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Talbinah dapat memperteguh hati orang yang sakit dan dapat menghilangkan sebagian kesusahannya" (HR al-Bukhari No 5417, No 5689 dan Muslim No 2216) Andaikan berkumpul di rumah duka adalah keharaman sudah pasti akan disuruh pulang semua oleh Sayidah Aisyah. Nyatanya masih ada yang berkumpul di rumah keluarga beliau. 2. Fatwa Ulama Timur Tengah, Syekh Muhammad Ali bin Husain Apa yang menjadi tradisi di Indonesia khususnya Jawa sudah ada fatwa yang membolehkan: ِعْلَمْ اَنَّ الْجَاوِيِّيْنَ غَالِبًا اِذَا مَاتَ اَحَدُهُمْ جَاؤُوْا اِلَى اَهْلِهِ بِنَحْوِ اْلاَرُزِّ نَيِّئًا ثُمَّ طَبَّخُوْهُ بَعْدَ التَّمْلِيْكِ وَقَدَّمُوْهُ ِلاَهْلِهِ وَلِلْحَاضِرِيْنَ عَمَلاً بِخَبَرِ "اصْنَعُوْا ِلاَلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا" وَطَمَعًا فِي ثَوَابِ مَا فِي السُّؤَالِ بَلْ وَرَجَاءَ ثَوَابِ اْلاِطْعَامِ لِلْمَيِّتِ عَلَى اَنَّ اْلعَلاَّمَةَ الشَّرْقَاوِيَ قَالَ فِي شَرْحِ تَجْرِيْدِ الْبُخَارِي مَا نَصُّهُ وَالصَّحِيْحُ اَنَّ سُؤَالَ الْقَبْرِ مَرَّةٌ وَاحِدَةٌ وَقِيْلَ يُفْتَنُ الْمُؤْمِنُ سَبْعًا وَالْكَافِرُ اَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا وَمِنْ ثَمَّ كَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ اَنْ يُطْعَمَ عَنِ الْمُؤْمِنِ سَبْعَةَ اَيَّامٍ مِنْ دَفْنِهِ اهــ بِحُرُوْفِهِ (بلوغ الامنية بفتاوى النوازل العصرية مع انارة الدجى شرح نظم تنوير الحجا 215-219) "Ketahuilah, pada umumnya orang-orang Jawa jika diantara mereka ada yang meninggal, maka mereka datang pada keluarganya dengan membawa beras mentah, kemudian memasaknya setelah proses serah terima, dan dihidangkan untuk keluarga dan para pelayat, untuk mengamalkan hadis: 'Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'far' dan untuk mengharap pahala sebagaimana dalam pertanyaan (pahala tahlil untuk mayit), bahkan pahala sedekah untuk mayit. Hal ini berdasarkan pendapat Syaikh al-Syarqawi dalam syarah kitab Tajrid al-Bukhari yang berbunyi: Pendapat yang sahih bahwa pertanyaan dalam kubur hanya satu kali. Ada pendapat lain bahwa orang mukmin mendapat ujian di kuburnya selama 7 hari dan orang kafir selama 40 hari tiap pagi. Oleh karenanya para ulama terdahulu menganjurkan memberi makan untuk orang mukmin selama 7 hari setelah pemakaman" (Bulugh al-Amniyah dalam kitab Inarat al-Duja 215-219) 3. Bersedekah Saat Tahlilan Pendiri NU, Hadratusy Syekh Hasyim Asy'ari menulis di dalam kitab beliau: فَإِذَا عَرَفْتَ مَا ذُكِرَ تَعْلَمُ أَنَّ مَا قِيْلَ أَنَّهُ بِدْعَةٌ كَاتِّخَاذِ السَّبْحَةِ وَالتَّلَفُّظِ بِالنِّيَةِ وَالتَّهْلِيْلِ عِنْدَ التَّصَدُّقِ عَنِ الْمَيِّتِ مَعَ عَدَمِ الْمَانِعِ عَنْهُ وَزِيَارَةِ الْقُبُوْرِ وَنَحْوِ ذَلِكَ لَيْسَ بِبِدْعَةٍ (رسالة أهل السنة والجماعة صـ 8) “Jika anda mengetahui apa yang telah disebutkan (tentang 5 macam Bid’ah), maka anda akan mengetahui tentang tuduhan “Ini adalah bid’ah”, seperti menggunakan tasbih, mengucapkan niat, TAHLIL KETIKA SEDEKAH UNTUK MAYIT DENGAN MENGHINDARI HAL-HAL YANG DILARANG, ziarah kubur dan sebagainya, BUKANLAH BID’AH.” (Risalah Ahlisunnah wal Jamaah hal. 8) 4. Selamatan 3, 7, 40, 100 Hari dan Haul Benarkah dari tradisi agama lain? Kita simak penjelasan Syekh Nawawi al-Bantani, ulama dari Jawa yang pernah menjadi Mufti di Negeri Hijaz Makkah: وَالتَّصَدُّقُ عَنِ الْمَيْتِ عَلَى وَجْهِ شَرْعِيٍّ مَطْلُوبٌ وَلَا يُتَقَيَّدُ بِكَوْنِهِ سَبْعَةَ أيَّامٍ او أَكْثَرَ او أَقَلَّ ، وَتَقْيِيدٌ بِبَعْضِ الْأيَّامِ مِنَ الْعَوَائِدِ فَقَطْ. كَمَا أَفْتَى بِذَلِكَ السَّيِّدُ أَحْمَدُ دَحَلانَ وَقَدْ جَرَتْ عَادَةُ النَّاسِ بِالتَّصَدُّقِ عَنِ الْمَيْتِ فِي ثَالِثٍ مِنْ مَوْتِهِ وَفِي سابعٍ وَفِي تَمامِ الْعَشْرَيْنِ وَفِي الأربعين وَفِي المِائَةِ وَبَعْدَ ذَلِكَ يُفْعَلُ كُلَّ سَنَةٍ حَوْلًا فِي يَوْمِ الْمَوْتِ كَمَا أَفَادَ شَيْخُنَا يُوسُفُ السَنْبَلاَوِينِي (نهاية الزين باب الوصية للشيخ نووي البنتني) Bersedekah atas nama mayit dengan cara yang syar’i adalah dianjurkan, tanpa ada ketentuan harus 7 hari, lebih atau kurang dari 7 hari. Sedangkan penentuan sedekah pada hari-hari tertentu itu hanya merupakan kebiasaan masyarakat saja, sebagaimana difatwakan oleh Sayyid Ahmad Dahlan. Sungguh telah berlaku di masyarakat adanya kebiasaan bersedekah untuk mayit pada hari ketiga kematian, hari ketujuh, dua puluh, empat puluh hari serta seratus hari. SETELAH ITU DILAKUKAN SETIAP TAHUN PADA HARI KEMATIANNYA. Sebagaimana disampaikan oleh guru kami Syaikh Yusuf al-Sunbulawaini.”. (Nihayatu Zein 1/281, bab Wasiat karangan Syeikh Nawawi Banten). والسلام عليكم

SABAR

ASSALAMU'ALAIKUM. Hadist tentang Sabar yang Perlu di teladani Sabar merupakan perilaku terpuji yang sangat disukai Allah Swt. Umat mu...